Seiring perkembangan zaman ilmu pengetahuan menagalami
perkembangan yang sangat pesat, baik itu dari segi pengetahuan Sains, Filsafat
maupun Mistik. Setiap individu mulai
berlomba-lomba untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berasal dari dalam
diri manusia maupun yang berasal dari luar, yang dipergunakan sesuai kebutuhannya.
Pada
hakikatnya manusia terikat dengan ilmu yang ada dalam jiwanya, namun kebanyakan
individu tidak mengetahui bahwasanya ilmu yang mendorong mereka untuk berfikir
dan mengembangkan pola pemikiran mereka yang disalurkan melalui tindakan,
berasal dari dalam jiwa mereka sendiri.
Ilmu
yang ada dalam diri setiap individu disebut ilmu jiwa. Ilmu jiwa berasal dari
kata “psychology” yang mengandung kata psyche, yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan logos yang jika diterjemahkan memiliki
arti ilmu. Ilmu jiwa yang ada dalam diri setiap individu mendorong manusia
untuk melakukan sesuatu melalui apa yang mereka pikirkan dan apa yang harus
mereka lakukan. Keduanya saling memiliki
keterkaitan yang tidak terpisahkan.
Keterkaitan
tersebut menjadi alasan timbulnya berbagai macam bentuk pengetahuan yang
memiliki hubungan dengan alam sekitar. Pengetahuan seseorang dapat diukur
melalui tingkat pemahahamannya dalam bidang yang dikuasainya. Melalui ilmu jiwa
setiap individu dapat mempelajari perubahan serta pertukaran energi kepribadian
seseorang.
Seorang
peimikir besar ilmu jiwa yang bernama Sigmun Freud (1856-1939) mengemukakan
bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat
kesadaran, diantaranya yaitu; Sadar (Conscious),
Prasadar (Preconscious) dan Tak sadar
(unconscious). Topofgrafi atau peta
kesadran ini dipakai untuk mendeskripsikan unsur cermati (awareness) dalam setiap event mental seperti berfikir dan
berfantasi.
Namun
seiring perkembanngan zaman Freud berhasil mengembangkan struktur ilmu jiwa yang
dinamis, yang tersusun dalam satu kepribadian, yaitu diantaranya; Id (Das es), Ego (Das ich) dan Superego (Das
uberich). Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, melainkan
melainkan melengkapi dan menyempurnakan struktur kepribadian sebelumnya.
Didalam
diri seseorang yang mempunyai jiwa yang sehat, ketiga sistem ini memiliki
susunan yang bersatu dan harmonis.
Dengan bekerja sama secara teratur. Ketiga sistem kepribadian ini dapat
memungkinkan seorang individu dapat bergerak secara efisien dan memuaskan dalam
lingkungannya. Tujuan dari gerak-gerik tersebut adalah untuk memenuhi keperluan
dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya jika ketiga sistem kepribadian
tersebut bertentangan satu sama lain, maka orang yang bersangkutan dinamakan
orang yang tidak dapat menyesuaikan diri
atau memiliki suatu kepribadian yang abnormal.
Diantara ketiga sistem tersebut masing-masing
memiliki pengertian yang berbeda-beda namun saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya, yaitu;
1). Faal (Fungsi) yang ada dalam Id adalah cara seseorang mengusahakan untuk
segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan yang
terungkapkan melalui jasad oleh rangsangan-rangsangan baik dari dalam maupun
dari luar;
2). Ego sendiri adalah proses yang dilalui Id untuk
meredakan ketegangan , atau dengan kata lain yaitu gerak-gerik untuk pemuasan
keinginan; dan
3). superego sendiri adalah cabang moril atau cabang keadilan
dari kepribadian dan superego lebih mewakili alam ideal dibandingkan alam nyata.Superego
itu sendiri lebih menuju kearah kesempurnaan dibandingkan kearah kenyataan atau
kesenangan.
Ketiga
struktur kepribadian itu saling mempengaruhi antara satu sama lain, yang
didukung oleh energi rohaniah dan naluri seseorang. Sistem tersebut menyebabkan
manusia melakukan sebuah tindakan untuk memenuhi kebutuhannya melalui sebuah
rangsangan yang berasal dari luar dan melalui proses pengembangan dari dalam
diri seseorang yang tersalurkan melalui
gerak-gerik sebagai pemuasan dari keinginan atau kebutuhan guna tercapainya
sebuah kepuasan dalam diri.
Ilmu
jiwa akan selalu mendorong manusia untuk melakukan suatu tindakan demi
tercapainya sebuah kesempurnaan dalam kehidupan. Hal tersebut timbul karena sebuah
kekuasan yang dimiliki setiap individu yang ada dalam jiwanya yang berkembang
sejak anak-anak hingga dewasa akan menimbulkan suatu tindakan untuk terus
mencari apa yang tidak diketahui dan apa yang harus dipenuhi dalam dirinya, yang tersusun secara dinamis
melalui ketiga sistem kepribadian yang akan bekerja sama dan tidak akan pernah
mengenal batas pencapaian sampai kepuasan yang ada dalam jiwa seseorang
terpenuhi dan berhenti untuk meminta apa yang di dibutuhkannya.
Belum ada tanggapan untuk "TIRAN DALAM ILMU JIWA"
Post a Comment